Senin, 31 Oktober 2022

Prediksi: Sebuah Skema Hidup Damai Tanpa Uang

End of The World Scheme Caused by Lost Land and Unavailability of Natural Resources

Halo semuanya.. Dikesempatan yang baik ini, gw ingin menuliskan sebuah unek-unek yang gw pikirkan sejak beberapa bulan yang lalu. Meskipun dalam beberapa bulan lalu otak gw sedang panas-panasnya menyelesaikan skripsi untuk meraih gelar sarjana, namun isi otak gw banyak sekali hal-hal lain yang berterbangan yang belum sempat gw keluarkan. Jadi, dikesempatan yang baik ini, gw akan menuliskan salah satu hal yang berterbangan di otak gw yaitu tentang prediksi masa kehancuran bumi ditahun sekurang-kurangnya 100 tahun mendatang. Gw bukan seorang peramal sih, namun ini hanya berdasarkan prediksi gw dengan melihat kondisi dunia saat ini, ditambah lagi saat ini big company sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk membangun virtual-meta, teknologi-teknologi terobosan  untuk memeriahkan era virtual-meta, terobosan di masa transisi, dan terobosan lain setelah era virtual-meta berakhir. Bagi gw, segala ciptaan big company memiliki latar belakang dan konsekuensi kedepannya. Apa yang mereka ciptakan PASTI akan berakhir dalam jangka waktu yang telah mereka prediksi. Tulisan ini hanyalah unek-unek yang belum memiliki dasar kajian ilmiah, kebetulan unek-unek ini melayang-layang di pikiran gw, jadi mungkin tulisan ini menjadi sebuah jokes terpanjang dari gw. Kalo ada positifnya diambil, kalau ada negatifnya dibuang, kalau ada jokes-nya ya diketawain aja. Tapi, kalau boleh jujur gw mau tau pendapat para pakar tentang tulisan gw ini. Apakah tulisan ini hanyalah jokes yang tidak realistis atau merupakan solusi yang masih bisa disempurnakan lagi.

"Big Company negara maju menginginkan sumber daya alam negara berkembang dengan cara apapun dan generasi negara berkembang dimanja dan dilemahkan kualitas SDM-nya dengan cara apapun". Kalimat ini gw buat sebagai inti dari tulisan yang akan gw jelaskan secara detail. Sebenarnya, orang-orang paling berbahaya di dunia ini adalah mereka yang bisa membuat mind map jangka panjang untuk kepentingan kolonialisme pribadi, terutama mereka yang berkecimpung di dunia ekspor-impor sumber daya alam, seperti para big company yang memiliki kemampuan untuk menciptakan masa depan, memanfaatkan kondisi sekarang untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin, dan menciptakan masa depan selanjutnya tanpa membuat konsumer menyadari bahwa produk mereka di masa lalu hanya digunakan untuk memperkaya diri mereka sendiri. Dampaknya, negara-negara yang hanya menjadi trend follower akan kaget karena sumber daya alam mereka habis, kemampuan moral dan berpikir generasi penerus bangsa telah dilemahkan, aktifitas kontruksi dilakukan secara masif sehingga lahan hijau semakin berkurang untuk memenuhi gengsi dan tuntutan "kemajuan zaman". Banyak oknum dalam negeri dibayar mahal untuk memonopoli politik dan perdagangan dalam negeri dengan dibumbui ultimatum, serta pembentukan pola pikir masyarakat yang menjadikan uang sebagai Tuhan. Semua kemajuan semu ini hanya didasarkan pada uang, uang, dan uang... haha jadi ingat tuan krab..

Musuh dari orang yang bisa membuat mind-map jangka panjang untuk kepentingan kolonialisme adalah mereka yang bisa membuat mind-map jangka panjang untuk kebaikan bersama. Untuk memberantas kolonialisme, sebenarnya bisa dilakukan apabila orang-orang sadar dan mau untuk meninggalkan gaya hidup mewah. Namun, sayangnya big company licik sudah memainkan peran mereka sampai pada akarnya, yaitu sistem pendidikan. In the end, satu-satunya pekerjaan yang menurut gw akan selamat dimasa depan tapi akan banyak dimonopoli adalah mereka yang bekerja di bidang ekologi, baik pertanian, peternakan, dan bidang lain yang memanfaatkan biota alam yang dapat diperbaharui. Harapan gw, semoga kita kembali ke alam primitf dengan kehidupan yang lebih modern. 

Tanpa kita sadari, kebanyakan dari produk yang beredar, baik produk fisik maupun produk non-fisik yang kita gunakan, semua diciptakan dan dikembangkan oleh big company negara-negara maju. Tanpa disadari, big company negara maju sedang melakukan kolonialisme kepada negara berkembang, mulai dari pencurian SDA, brand and product collonialism, sampai jebakan pemikiran-pemikiran bisnis yang dibuat oleh negara maju. Bagi gw, dunia ini akan aman jika kita STOP meniru negara maju dan mempersilahkan mereka untuk mengontrol SDA negara-negara berkembang dengan alih-alih "kerjasama antar negara". Inovasi berlebihan mereka hanya akan membuat kehancuran baru. 

Sebagai contoh, Negara Jepang merupakan salah satu negara yang memproduksi motor. Faktanya, di Jepang sendiri, rata-rata rakyatnya lebih suka jalan kaki dan menggunakan kendaraan umum. Justru negara-negara berkembanglah yang menggunakan produk motor dari Jepang dan salah satunya adalah Indonesa. Rakyat Indonesia seringkali membeli kendaraan untuk dijadikan kendaraan pribadi secara masif, bahkan kalau belum membeli kendaraan dengan merk tertentu, mereka cenderung gengsi bahkan  seringkali membuat strata sosial hanya berdasarkan jenis atau merk motor yang digunakan. Permainan produk, pola pikir, dan brand telah dikembangkan oleh negara maju. Negara maju telah mengetahui dampak dari pembuatan motor secara masif, mulai dari masalah daya tahan yang berujung hanya menjadi rongsokan besi tua, pembuangan SDA minyak, dan dampak negatif lainnya. Namun, negara maju tentu tidak memberitau dampak negatif tersebut supaya produk mereka laku, sehingga pendapatan ekonomi negara meningkat. Sehingga pada masa transisi, ketika stock minyak semakin menipis sesuai dengan prediksi mereka, mereka telah mengembangkan inovasi-inovasi produk lain untuk menyambut era transisi tersebut, salah satu contohnya adalah merilis kendaraan listrik. Negara maju selalu menciptakan masa depan dan negara berkembang selalu menjadi trend follower. Gw benci dengan hal ini.

Dari contoh kecil tersebut, kita mengetahui bahwa mindset dan sumber daya alam penduduk negara berkembang sedang diaduk-aduk. Negara berkembang dimanja oleh produk dan ide-ide brilian negara maju. Belum lagi, permainan-permainan monopoli ber-ultimatum juga disusupi secara terselubung dan rapih dengan memasuki badan-badan pemerintahan, sehingga secara tidak sadar negara berkembang sedang terjebak dalam era monopoli dan disibukkan oleh hal-hal yang mengandung perdebatan ber-ultimatum. Sebagai contoh adalah bisnis saham, bisnis pertambangan, bisnis politik, hingga bisnis pendidikan. Karena banyak contoh yang sebenarnya bisa dibahas, gw hanya akan mengambil dua contoh saja, yakni bisnis saham dan bisnis pendidikan.

Pertama adalah bisnis saham. Kenapa gw menyebutnya dengan bisnis dan bukan investasi? karena belakangan gw menyadari bahwa dibalik naik-turunya harga saham ada bandar yang memainkan, sehingga saham memiliki dua karakter, yakni judi atau berdagang. Kalau kalian ingin investasi, maka jawaban paling tepat adalah deposit atau reksadana aja sekalian. Di dunia saham, kita mengenal istilah bandar (market maker). Bandar itu tidak harus pemilik emiten asli. Contohnya aja saham A. Naik-turunnya harga saham A tidak semata-mata dimainkan oleh pemilik emiten, namun harga saham juga diatur oleh market maker asing yang memiliki berbagai kepentingan. Saham itu ibarat kalian ikut dalam skema tabungan perusahaan. Skema saham yang sehat biasanya diklaim sebagai kelompok saham syariah dan kelompok saham yang berada di kelas big profile company seperti BBCA, BBRI, MYOR, INDF, dan UNVR, sehingga skema saham bisa digambarkan sebagai berikut:

Own Illustrated Stock Market

Namun, dengan keikutsertaan bandar nakal yang tidak jelas, maka naik-turunnya harga saham pun tidak disertai transparansi data yang jelas. Biasanya bandar nakal mengincar kelompok saham yang berada di kelas low profile company, seperti saham AYLS, YELO, BAUT, dan TRUK karena harga valuasi yang murah. Emiten low profile seringkali hanya memeras uang retail kecil, sehingga mereka tidak peduli jika harga saham tetap merosot atau bahkan delisting dari dunia saham. Sedangkan emiten big profile company selalu berusaha menaikkan asset dari tahun ke tahun. Sehingga, skema saham bisa digambarkan menjadi seperti ini:

Own Illustration Low Profile Market Stock

Jika kalian bertanya ke gw "jadi saham itu haram atau halal?" Gw akan jawab bisa dua-duanya. Tapi, kalau boleh jujur saham lebih banyak indikator haramnya daripada halalnya karena banyak hal-hal penting yang justru saat ini ditutup oleh BEI. Sebagai contoh adalah broker summary. Jika kita dianggap sebagai "pemilik sebagian asset perusahaan", harusnya naik-turunnya harga saham ada progress dan pengumuman yang jelas, setidaknya kita mengetahui berapa asset yang diperdagangkan hari ini secara live, sedangkan broker summary saat ini telah ditutup oleh pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) dan hanya dibuka saat jam bursa tutup. Selain itu, banyak ahli analisis tidak 100% selalu benar dalam menganalisa pergerakan saham! Oleh karena itu saham juga gw katakan sebagai permainan judi. Masih banyak lagi kecenderungan haramnya dunia saham yang bisa gw jelaskan, namun gw rasa contoh diatas sudah cukup. Dari kasus diatas, kalian bisa mengetahui bahwa ide-ide ini diciptakan oleh big company khususnya pemikiran dari negara maju. Seperti yang sudah gw jelaskan pada paragraf 6 "disibukkan oleh hal-hal yang mengandung perdebatan ber-ultimatum". Mau dibilang haram ada halalnya, mau dibilang halal ada haramnya. Belum lagi, malaikat-malaikat mafia yang berkepentingan akan selalu menjaga dengan ancaman supaya saham tetap eksis dan inilah yang gw sebut dengan perdebatan ber-ultimatum. Kalau boleh jujur, gw merekomendasikan kalian untuk berhenti di dunia saham kalau benar-benar tidak punya uang dingin, karena resikonya sangat besar. Retail kecil diajak untuk berperang sedangkan bandar menyetir peperangan untuk meraup untung. Hanya sekelompok saja yang bisa survive. Gw bisa ngomong begini karena gw pernah untung dan juga pernah rugi, analisis gw pernah berhasil juga pernah meleset, dan akhirnya gw berhenti karena saham hanya membuang waktu.

Bisnis dalam dunia nyata dan bisnis dunia saham yang dikendalikan oleh suatu perusahaan sangatlah berbeda. Jika dalam bisnis nyata produk dijual dan masyarakat mendapat nilai guna dari suatu produk, maka hal ini tidak berlaku di saham. Sebagai contoh, perusahaan UNVR (Unilever). Bisnis nyata mereka adalah produk-produk seperti sampo, sabun, dan lain sebagainya. Produk nyata yang mereka keluarkan akan di distribusikan sehingga dibeli oleh masyarakat luas dan masyarakat luas mendapatkan nilai guna dari produk yang mereka keluarkan. Sedangkan bisnis saham UNVR, produk yang dikeluarkan hanyalah bukti kepemilikan ditandai dengan range harga tertentu. Bukti kepemilikan saham tidak memiliki nilai guna. Dari sinilah permainan pseudo emotion dimulai. Para pakar yang berkepentingan atau lebih suka gw sebut sebagai "malaikat mafia" memainkan teori-teori yang menimbulkan perdebatan, sehingga saham nampak menggiurkan dan terlihat sebagai instrumen investasi. Padahal, jikalau kalian mau sadar, saham selalu meninggalkan tumbal, bukan investasi melainkan perdagangan penuh resiko. Selalu akan ada yang untung dan selalu akan ada yang rugi. Hal ini berbeda dengan bisnis nyata yang semuanya diuntungkan karena adanya nilai guna. Lalu bagaimana seharusnya kita tidak terjebak dalam skema saham yang isinya adalah big company dan investor? Menurut gw, kalian datang aja langsung ke UNVR untuk bekerjasama memasarkan produk mereka dan kalian mengajukan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali sesuai standar harga yang ditetapkan. Ini ilmu pastinya. Tidak ada yang rugi dan semua diuntungkan. Apalagi jika produk itu sifatnya kebutuhan primer, maka peluang untuk tidak terjual itu tidak mungkin. Kendala yang nyata hanyalah soal kapan produk itu bisa terjual habis semuanya.

Gimana? semuanya ini hanyalah tentang uang, uang, dan uang, bukan? 

Skema selanjutnya adalah skema di dunia bisnis pendidikan. Seperti yang udah gw jelaskan pada paragraf 2 atau bahkan pada gambar pertama, yakni negara maju selalu menciptakan masa depan, hal ini akan berkaitan dengan bisnis pendidikan. Segala hal yang dipelajari di sekolah di negara berkembang selalu berkiblat pada teori-teori negara maju yang memainkan dan mengendalikan pseudo emotion negara-negara berkembang. Negara berkembang tidak akan bisa menciptakan masa depan apabila ada satu sistem fatal yang tidak pernah diterapkan di sekolah, yakni kemampuan untuk mengantisipasi masa depan dan mengumpan balik pseudo emotion dari teori-teori negara maju. Teori dan ilmu dari negara maju sangat membangun, namun pseudo emotion mereka sangat mempengaruhi kemajuan negara berkembang.

Pernah gak kalian menanyakan pertanyaan ini ketika kalian sudah lulus "untuk apa sih kita ini sebenarnya sekolah?". Kalau kalian pernah menanyakan hal tersebut, berarti kalian sudah berada di titik awal pemahaman tentang keanehan sistem sekolah. Selama ini, doktrin output dari hasil yang didapat selama mengenyam pendidikan hanya ada dua, yakni: menjadi pengusaha atau bekerja di suatu perusahaan. Jika negara berkembang hanya menghasilkan kedua output itu, maka gw bisa nyatakan bahwa negara berkembang tidak akan pernah selangkah lebih maju karena pseudo emotion telah dimasukkan kedalam sistem pendidikan sehingga mau tidak mau ilmu yang positif bercampur dengan doktrin yang kurang tepat. Kemampuan untuk mengantisipasi masa depan dan mengumpan balik pseudo emotion dari teori-teori negara maju tidak diajarkan dan tidak dikembangkan di negara berkembang. Tentu hal ini juga diatur oleh "malaikat mafia" supaya sistem sekolah di negara berkembang tetap seperti itu dan mengikuti teori-teori negara maju. Sebenarnya, mempelajari ilmu dari negara maju bukanlah hal yang negatif, namun jika kita tidak mengantisipasi dan melakukan umpan balik pseudo-emotion yang dikembangkan oleh negara berkembang, maka negara berkembang tersebut hanya akan bertitel sebagai negara berkembang sampai kapanpun, karena akan selalu menjadi trend follower. Gw akan ambil contoh dan gambarkan skema sebagai berikut:


Contoh sederhana dari ilmu yang diajarkan oleh negara-negara maju adalah seperti monopoli psikis produk fisik, yakni branding dan pseudo emotion. Negara berkembang seringkali hanya mempelajari bagaimana mem-branding sebuah produk tanpa diberi bekal pengetahuan tentang latar belakang dan apa dampak dari memainkan branding dan pseudo emotion. Gw ambil contoh aja dampak dari brand dan pesudo emotion jam tangan milik perusahaan asing seperti richard mille, rolex, atau jam berlian seperti gambar berikut:

Jam tangan dambaan orang-orang termasuk dalam pseudo emotion

Sebenarnya kalau boleh jujur, hanya ada dua ilmu penting dalam memilih suatu produk, yakni bentuk dan kualitas, sedangkan branding dan pseudo emotion hanyalah ilusi pemasaran belaka. Jika branding diciptakan supaya produk dikenal dengan baik dengan segala gimmick fiktif agar laku terjual, maka pesudo emotion diciptakan supaya produk terkesan mewah dan barangsiapa memilikinya akan dilabeli sebagai orang hebat. Padahal, kalau kalian memiliki dua ilmu penting dalam memilih produk, yakni pandai memilih bentuk dan kualitas, maka hal-hal lainnya adalah gimmick yang tidak penting. Namun, skema pseudo emotion akan terus bertahan karena dimainkan oleh malaikat mafia. Jam tangan tetaplah jam tangan. Jam tangan pasti memiliki masa tertentu dimana dia menua, bisa rusak, entah itu kerusakan interior maupun eksterior, apalagi jika tidak pernah dirawat. Ini adalah salah satu masalah mikro ilmu pengetahuan di negara berkembang. Terjebak dalam brand dan pseudo emotion, alhasil gengsi meningkat, overprotective terhadap suatu barang, menjadi orang yang tidak pernah puas, sampai pada perilaku sombong, penyekatan strata sosial, dan flexing.

Masalah makro ilmu pengetahuan di negara berkembang adalah guru yang dibayar rendah, kurikulum yang berubah-ubah dan tidak segera menetapkan formula terbaik secara permanen, adanya bimbingan belajar gelap yang membocorkan soal ujian nasional, joki skripsi, dan penelitian fiktif yang diaplikasikan sehingga tidak tepat sasaran dan justru membawa masalah baru. Gw tidak akan bahas semua, tapi yang penting kalian udah tau poinnya.

Setelah menamatkan pendidikan, sebagian orang memlih opsi untuk berwirausaha, salah satunya dengan membangun kafe. Kalau boleh jujur, gw merasa pembangunan kafe itu hanya akan memunculkan masalah baru. Menurut pandangan gw pribadi, lebih baik membangun rufe (rumah kafe) daripada membangun kafe di lahan baru yang masih berpotensi sebagai lahan hijau atau berpotensi sebagai penyambung hidup bagi masyarakat lokal lainnya disekitar lahan itu. Jadi, mengapa semua orang membangun kafe? jawabannya adalah karena semua orang menginginkan uang yang lebih banyak. Kalau boleh jujur, membangun bisnis dilahan baru adalah suatu keegoisan JIKA TIDAK MEMPEKERJAKAN MASYARAKAT LOKAL. Jika kita berpikir lebih dalam, membangun bisnis di lahan baru hanya bertujuan untuk menambah kekayaan pribadi. Lagi-lagi otak kita sudah terkonsep oleh pemikiran negara maju yang hanya memikirkan uang, sehingga mindset kita terus ditekan untuk menambah cabang bisnis di lahan yang baru. Kalau boleh jujur, itu adalah sikap yang egois. Membangun kafe dirumah sendiri akan lebih baik. Biarkan masyarakat lokal memanfaatkan lahan sekitarnya untuk membangun bisnis serupa maupun bisnis lainnya sesuai kebutuhan sekitar, sehingga kalian tidak merebut potensi kekayaan yang dimiliki oleh orang lain dan ini gw sebut sebagai sistem "kesetaraan ekonomi". Tidak ada yang paling miskin, tidak ada yang paling kaya.

"Wah, lu mah ngajarin orang jadi miskin, ngajarin orang untuk gak berkembang, aku pingin mobil jangan halangi aku memperkaya uangku!". Inilah pikiran yang terlintas dalam pikiran kalian saat membaca tulisan gw, bukan? Kurasa, doktrin mengejar uang dan uang itu memang gak bisa dihindari saat ini. Pasalnya, gw cuma mau kalian tidak terjebak dalam teori ilmu negara developer. Oleh karena itu, tulisan ini gw buat dengan judul yang bukan sembarangan walaupun belum ada studi ilmiahnya. Gw mau mengajak kalian untuk meninggalkan hidup yang bertumpu pada kekayaan berupa uang, bahkan meninggalkan uang sekalian. Gw mau mengajak kalian untuk mengenal konsep keseimbangan, ekologi, dan strategi bertahan hidup menuju era dunia 5.0 yakni: hijau namun modern (istilah gw ciptain sendiri). Kalo kalian jeli, kalian sudah bisa memahami tulisan ini hanya dengan melihat gambar pertama. Dunia yang dikembangkan atas dasar revolusi industri hanya akan menimbulkan kehancuran. Gambar pertama telah menjelaskan bahwa fase revolusi industri terbagi menjadi 3, yakni : 
1. Fase dimana SDA masih ada
2. Fase dimana suatu SDA mulai berkurang dan big company menciptakan revolusi lain yang menyebabkan kehancuran SDA lainnya
3. Fase dimana SDA akan musnah dan orang-orang berebut tanah dan unsur-unsur ekologi lainnya untuk bertahan hidup 
Banyak orang terjebak dalam skema revolusi industri. Mereka para malaikat mafia berusaha menutupi era terakhir dengan dalih "lu mah menghambat perkembangan, ngikuti lu mah kagak maju-maju, pantes lu miskin" dan berbagai dalih lainnya untuk membuat skema industri tetap ada. Tanpa kalian sadari, para malaikat mafia ini telah menyiapkan uang terakhir mereka untuk membeli tanah seluas mungkin untuk kepentingan pribadi. Ingat! negara maju selalu menciptakan masa depan dan telah memprediksi masa saat ini. Bahkan mereka saat ini sedang mengembangkan cara supaya dapat tinggal di planet mars, bukan? Lalu apa strategi transisi mereka untuk mendapatkan modal ke planet mars? Ya mungkin saja dengan mencuri data diri kalian di internet untuk dijadikan produk virtual-meta. Bisa jadi Elon Musk membeli twitter untuk memeriahkan industri pendukung metaverse dengan membobol data pribadi kalian lewat pusat data yang dimiliki oleh platform twitter. Alur dunia saat ini akan digiring menuju dunia metaverse, sedangkan metaverse sendiri hanyalah suatu program berjangka yang diciptakan untuk memonopoli negara-negara berkembang dan menumpulkan pemikiran generasi penerus negara berkembang. Rencana besar dibalik semua ini kemungkinan adalah untuk meraup uang demi memindahkan SDA dan biota alam yang ada dibumi yang sekiranya bisa dikembangkan dan dibawa menuju planet baru dan planet bumi akan ditinggalkan karena pemanasan global yang sudah tidak bisa dihindari. Kalian bisa baca artikel ini : Maksimum Temperature Human can tolerateMaksimum Temperature Human can Live  dan Maximum Temperature Human can Live 

Satu-satunya cara saat ini yang membuat dunia selamat adalah merevisi ulang pola pikir manusia, menghentikan para big company dengan stop mengikuti pemikiran mereka, stop menggali lebih dalam produk tambang, stop massive production, dan menggalakan pemikiran ekologi. Namun, semua ini tidak akan mudah karena sentuhan ultimatum. Musuh kita saat ini adalah para big company dan malaikat-malaikat mafia yang menyamar di pemerintahan dan para pemegang tertinggi kegiatan ekspor-impor yang hanya mementingkan uang.

"AYOLAH! TRANSISI MOBIL MINYAK KE LISTRIK BUKAN SOLUSI TERBAIK..!! HAL INI HANYA AKAN DIMANFAATKAN BIG COMPANY UNTUK MASS PRODUCTION! MENGAPA SIH TIDAK MENGANDALKAN KENDARAAN UMUM ATAU MEMBUDAYAKAN SISTEM SEPEDA GUNUNG SAJA?!"


Tidakkah kalian capek dijadikan produk negara maju ketika kita sebenarnya yang mempunyai sumber daya alam? 

Andai saja kita semua memiliki pemikiran yang sama, gw cuma ingin hal-hal ini dilakukan sebelum semuanya terlambat secara runtut, yakni:

1. Kembali ke era primitif dengan kondisi yang lebih modern dengan prinsip-prinsip mengedepankan ekologi dengan target populasi 70% SETUJU.

    Kembali ke era primitf berarti kembali ke peradaban masa lalu, namun menyesuaikan masa sekarang dengan kondisi yang lebih modern. Kita cukupkan segala bentuk revolusi industri sampai titik sini saja dan lebih menggiatkan program-program ekologi berkelanjutan. Kita harus bisa meninggalkan sifat gengsi yang dipengaruhi permainan pseudo emotion. Kita harus bisa meninggalkan kendaraan pribadi dan memilih transportasi umum. Itupun bisa dimulai jika pemerintah membuat regulasi sedemikian rupa! Jika narkoba dilarang dan semua orang sepakat untuk tidak mengonsumsi, dan jika babi diharamkan dan semua orang sepakat untuk tidak mengonsumsi, lantas kita seharusnya juga harus bisa tidak mengonsumsi hal-hal yang merusak keberadaan bumi tempat tinggal kita ini. "Merokok dapat menyebabkan kematian" namun industri rokok tidak kunjung dimusnahkan karena ada malaikat mafia didalamnya. Mari kita berperang melawan ideologi malaikat mafia karena segala industri didunia ini hanya menuhankan UANG. Dengan kembali ke era primitif dengan kondisi yang lebih modern diharapkan kalian memiliki pemikiran:
  • Rumah Tidak Harus bata dan beton melainkan dibangun dengan unsur alami yang dapat diperbaharui, hilangkan gengsi
  • POM BENSIN hanya untuk kendaraan umum, kendaraan pribadi diganti dengan sepeda gunung
  •  Bertahan dengan unsur energi didasarkan pada energi alam (kembali ke era primitif)
  •  Memperbarui sistem pendidikan dengan mengurangi jumlah bidang ilmu yang merusak keberlanjutan bumi dengan regulasi yang tepat
  •  Penggunaan lahan rumah secara turun-temurun, tidak membeli lahan baru, dan lahan hijau tersisa dijadikan sebagai lahan hijau permanen yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan makanan masyarakat sekitar dan diatur serta dilestarikan oleh pemerintah
  • Meniadakan senjata api 
  • Uang diganti dengan barter makanan (optional)
  • dan masih banyak lagi dengan prinsip-prinsip mengedepankan ekologi 

 2. Program keluarga berencana

    Program keluarga bencana dilakukan supaya dalam suatu populasi rantai makanan tetap terjaga, sehingga hal ini akan mendukung keberlanjutan bumi. Semakin terkontrol jumlah populasi, semakin mudah kita berperang melawan malaikat mafia, semakin banyak stok makanan dari alam yang bisa dikonsumsi secara idnividu. Tidak banyak persaingan tidak sehat.

3. Lahan hijau harga mati


Sistem dari hidup tanpa uang dapat digambarkan dalam 2 skema yang gw buat berikut ini:



Sistem Pembayaran Barter dan Peran Pemerintah Dunia Mengelola Kekayaan Alam Untuk Kehidupan Berkelanjutan
(Kembali ke Era Primitif dengan Pendekatan yang Lebih Modern)


Pasalnya, tulisan gw ini sebenarnya hanya berdasarkan unek-unek ya gais. Belum ada kajian ilmiahnya.. Jadi mungkin ada yang menganggap tulisan gw sebagai lelucon ada juga menganggap tulisan gw sebagai solusi yang belum sempurna...

Menurut gw, akan lebih baik kalian mempersiapkan mulai dari sekarang:
1. Tanah subur seluas-luasnya untuk kepentingan masyarakat lokal bersama
2. Belajar memanfaatkan dan mengelola hasil alam 
3. Hidup primitif dengan prinsip yang lebih modern
4. Mempraktekkan hidup tanpa uang dan hanya mengandalkan hasil panen.

Dan ternyata, visi gw terkait artikel ini masih berhubungan dengan tulisan-tulisan lama gw semasa SMP.


One piece does exist.. Let the Will of D start from now.. hahahaha..  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

| Give me the best opinion Dude |