Rabu, 01 April 2020

Korona Berlangsung : Pengelola / Stakeholder Pariwisata tidak boleh Mogok!

Sumber: Klik

Halo Sobat Artofseto! Lama sekali tidak bertemu! Sekarang sedang masa-masa pandemi virus Korona. Admin disuruh dirumah aja. Daripada ga ada kerjain mending aku nulis unek-unek melalui karya tulis hehe. Sebagai mahasiswa pariwisata,  aku ingin menulis ini supaya pihak pengelola pariwisata tidak mogok bekerja. Tetap pantau situasi korona dan melakukan apa yang masih bisa dilakukan untuk masa pasca korona telah usai.. Jadi, baca ya! Selamat menikmati.. Oh iyaa.. tulisan ini aku copy dari tulisanku sendiri yang aku rangkum lewat microsoft word

PENDAHULUAN

               Pengertian krisis
            Menurut situs Wikipedia, menerangkan bahwa krisis adalah setiap peristiwa yang sedang terjadi (atau diperkirakan) mengarah pada situasi tidak stabil dan berbahaya yang memengaruhi individu, kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat. Krisis dianggap membawa perubahan negatif dalam urusan keamanan, ekonomi, politik, sosial, atau lingkungan, terutama ketika krisis terjadi tiba-tiba, dengan sedikit atau tanpa peringatan. Lebih jauh, krisis adalah istilah yang berarti "waktu pengujian" atau "peristiwa darurat". 
            Menurut saya, Krisis adalah setiap peristiwa yang sedang terjadi mengarah pada situasi tidak stabil dan berbahaya yang memengaruhi individu, kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata.
             Pengertian Covid 19
         Menurut WHO ( World Health Organization ) adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit Corona.
            Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.


            Langkah Pemerintah
            Langkah yang paling signifikan yang dilakukan oleh pemerintah ketika kenaikan virus korona telah mencapai angka 200 adalah memberikan anjuran kepada masyarakat untuk tetap dirumah, menjaga kesehatan, mencuci tangan dengan sabun, dan meliburkan semua kegiatan pembelajaran siswa maupun mahasiswa. Selain itu, pemerintah sekarang telah menutup akses penerbangan bandara seluruh Indonesia terhadap wisatawan asing. Hal ini dilakukan supaya masyarakat aman dan penyebaran virus korona tidak semakin meledak.
            Beberapa ahli, para menteri, dan DPR telah melakukan rumusan mengenai penanganan virus korona. Diantaranya, biaya listrik gratis hingga bulan Juni, larangan untuk mudik,  larangan untuk melakukan kegiatan di tempat umum secara masal seperti berwisata, berbelanja ke mall, dan sebagainya. Namun, beberapa ahli seperti Dr.Tirta, Ikatan Dokter Indonesia, dan beberapa orang yang berkecimpung didunia kesehatan maupun ekonomi mendesak pemerintah supaya dilakukan karantina wilayah karena jumlah pasien korona dengan jumlah tenaga medis berada dikondisi darurat sehingga apabila tidak segera dilakukan stop activity atau karantina wilayah dan perumusan regulasi terkait hal tersebut, Indonesia akan mengalami ancaman besar karena anjuran untuk tetap dirumah saja tidak begitu efektif melihat data statistik pengidap korona setiap harinya terus bertambah.
            Hal vital lain adalah jumlah alat medis untuk menangani korona masih diperlukan cukup banyak sehingga pemerintah membeli alat tersebut dari China untuk digunakan bagi pasien korona di Indonesia yang jumlahnya sekarang menyentuh angka 1.500 orang. Presiden Joko Widodo telah mengumumkan industri produk kesehatan untuk melakukan produksi sendiri alat-alat medis seperti masker dan sebagainya untuk meringankan beban jual beli alat medis yang diimpor dari luar negeri. Pemerintah telah melakukan upaya semasimal mungkin untuk tidak melakukan karantina wilayah namun, kesadaran dan partisipasi masyarakat masih kurang sehingga anjuran untuk dirumah saja dinilai kurang efektif, dan pemerintah masih belum siap melakukan karantina wilayah yang disebabkan oleh khawatirnya pergerakan ekonomi masyarakat menegah kebawah, UMKM, maupun kegiatatan pariwisata yang dapat menghambat perekonomian negara.
            Alangkah baiknya pemerintah segera melakukan karantina wilayah supaya masalah jumlah pasien korona dan tenaga medis segera teratasi. Hal ini akan meruikan pereknomian Indonesia. Namun, jika diberlakukan dengan segera, maka ada korona akan segera berlalu dan perekonomian Indonesia akan bergerak normal serta angka nilai rupiah tidak anjlok.

               Langkah Pihak Asosiasi Pariwisata
            Pada periode sebelumnya, Mentri Pariwisata Arief Yahya bersama tim telah merumuskan SOP ( Standar Operational Procedure )  terkait managemen krisis pariwisata yang akan terjadi di Indonesia. SOP tersebut dirumuskan dalam bentuk buku dengan judul “SOP:Pengelolaan Krisis Kepariwisataan”. 


           Sumber : Kemenpar


            Pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa terdapat empat poin penting dalam menghadapi krisis atau bencana pariwisata yaitu : Pemahaman Mitigasi / Bencana, kesiapsiagaan destinasi, keandalam tanggap darurat, pemulihan destinasi-atraksi. Maka, dengan SOP tersebut seharusnya pihak asosiasi telah mengumumkan bagaimana dampak bencana Corona yang sedang berlangsung mulai dari Maret hingga April 2020 terhadap bisnis pariwisata yang sedang mereka kelola. Hal-hal yang dapat dipantau secara langsung lewat media adalah sebagai berikut :
            1. Keputusan Pihak Pengelola Pariwisata Indonesia
    Masa Darurat Korona
·         Menutup semua ases pintu masuk menuju destinasi wisata seperti Pantai Melasti Bali, Pantai Pandawa, dan destinasi wisata guna menghambat penyebaran virus korona. Namun, Pemerintah belum memberlakukan sistem karantina wilayah sehingga semua tempat wisata mengalami stagnasi kapan mereka harus dibuka kembali.
·         Penutupan Bandar Internasional yang masuk ke Indonesia guna mengurangi penyebaran virus yang ditimbulkan oleh wisatawan asing.
·         Harga hotel diturunkan supaya wisatawan asing yang masih terjebak dapat tetap tinggal dan spend money untuk kegiatan wisata dihotel.
·         Pihak Travel Agent meliburkan diri untuk memastikan tidak adanya kegiatan pariwisata secara terselubung untuk kepentingan pribadi
      Saat Korona Mereda
·         Membuka kembali semua ases pintu masuk menuju destinasi wisata karena korona telah mereda, obat dan tenaga medis telah siap siaga, sehingga perekonomian pariwisata dapat berlangsung secara normal kembali.
·         Bandara Internasional telah dibuka untuk kegiatan pariwisata
·         Harga hotel dinormalkan kembali atau bahkan sedikit dimahalkan supaya wisatawan asing dapat menikmati kerinduan berwisata setelah masa karantina selama beberapa bulan.
·         Pihak Travel Agent dibuka kembali
            2. Hal yang dapat dilakukan pihak Pariwisata saat terjadi Bencana Korona
·         Meningkatkan kualitas, infrastruktur, maupun kebersihan tempat dan fasilitas pariwisata. Contoh : Gedung Bioskop NSC Banyuwangi direnovasi dan dilakukan semprot disinfektan.
·         Mengatur ulang harga pasar karena saat masa karantina, wisatawan rindu untuk berwisata dan rela membayar berapa saja untuk berwisata sehingga pihak pengelola pariwisata dapat menormalkan atau memahalkan produk mereka dengan rentang waktu yang tidak permanen. Artinya, ketika produk yang dipasarkan mengalami kenaikan harga dengan waktu yang lama maka akan mengurangi citra destinasi terkait harga produk pariwisata. Sehingga, kenaikan harga hanya berlaku di waktu wisatawan merasakan kerinduan wisata setelah masa karantina.
·         Melakukan inovasi-inovasi produk wisata guna menggiring lebih banyak wisatawan mengunjungi destinasi wisata yang mereka kelola.  



Kesimpulan

            Korona merupakan bencana pandemi yang terjadi secara global yang dirasakan oleh semua negara saat ini. Oleh WHO, pandemi korona telah dinyatakan sebagai status darurat sehingga perlu dilakukan penangan yang efektif dan cepat. Seperti halnya China, mereka memberlakukan sistem Lockdown dimana masyarakat China tidak boleh beraktifitas diluar rumah dan berlangsung selama satu bulan. Mengejutkan, yang terjadi saat ini adalah China berhasil mengurangi jumlah pasien korona sebanyak 85%. Semula kenaikan perhari sebanyak 1000 orang namun saat ini hanya 30-75 orang. Lockdown dianggap berhasil mengurangi jumlah pasien korona sehingga aktifitas perekonomian mulai bergerak kembali sebab alat medis, obat-obatan tradisional, dan tenaga medis telah mencukupi penangan korona. Tempat-tempat umum telah buka, tempat Gym telah dibuka, dan perekonomian bergerak kembali.
            Terhadap dunia pariwisata, tentu China telah melewati fase penurunan perekonomian pariwisata yang signifikan, namun dengan selesainya penanganan pandemi di China, perkeonomian pariwisata di China mulai bergerak kembali terutama aktifitas wisata oleh orang lokal karena negara lain masih merasakan pandemi tersebut. Indonesia dengan adanya pandemi ini diharap tidak berhenti bekerja. Tindakan bekerja yang dilakukan adalah melakukan inovasi produk wisata, regulasi harga produk wisata, dan pembenahan infrastruktur dan fasilitas pariwisata. Sehingga, ketika pandemi telah selesai, pariwisata Indonesia menjadi destinasi yang paling dirindukan oleh wisatawan dan mengalami kenaikan kegiatan perekonomian pariwisata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

| Give me the best opinion Dude |