Sumber: Klik |
Halo Sobat Artofseto! Lama sekali tidak bertemu! Sekarang sedang masa-masa pandemi virus Korona. Admin disuruh dirumah aja. Daripada ga ada kerjain mending aku nulis unek-unek melalui karya tulis hehe. Sebagai mahasiswa pariwisata, aku ingin menulis ini supaya pihak pengelola pariwisata tidak mogok bekerja. Tetap pantau situasi korona dan melakukan apa yang masih bisa dilakukan untuk masa pasca korona telah usai.. Jadi, baca ya! Selamat menikmati.. Oh iyaa.. tulisan ini aku copy dari tulisanku sendiri yang aku rangkum lewat microsoft word.
PENDAHULUAN
Pengertian
krisis
Menurut situs Wikipedia, menerangkan
bahwa krisis adalah setiap peristiwa yang sedang terjadi (atau diperkirakan)
mengarah pada situasi tidak stabil dan berbahaya yang memengaruhi individu, kelompok,
komunitas, atau seluruh masyarakat. Krisis dianggap membawa perubahan
negatif dalam urusan keamanan,
ekonomi, politik,
sosial, atau lingkungan,
terutama ketika krisis terjadi tiba-tiba, dengan sedikit atau tanpa peringatan.
Lebih jauh, krisis adalah istilah yang berarti "waktu pengujian" atau
"peristiwa darurat".
Menurut saya, Krisis adalah setiap
peristiwa yang sedang terjadi mengarah pada situasi tidak stabil dan berbahaya
yang memengaruhi individu,
kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan
pariwisata.
Pengertian
Covid 19
Menurut WHO ( World Health
Organization ) adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit
Corona.
Orang dapat tertular COVID-19 dari
orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke
orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang
yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini
kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang
menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau
mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika
orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang
terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak
lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan
terbaru.
Langkah Pemerintah
Langkah
yang paling signifikan yang dilakukan oleh pemerintah ketika kenaikan virus
korona telah mencapai angka 200 adalah memberikan anjuran kepada masyarakat
untuk tetap dirumah, menjaga kesehatan, mencuci tangan dengan sabun, dan
meliburkan semua kegiatan pembelajaran siswa maupun mahasiswa. Selain itu,
pemerintah sekarang telah menutup akses penerbangan bandara seluruh Indonesia
terhadap wisatawan asing. Hal ini dilakukan supaya masyarakat aman dan
penyebaran virus korona tidak semakin meledak.
Beberapa ahli, para menteri, dan DPR
telah melakukan rumusan mengenai penanganan virus korona. Diantaranya, biaya
listrik gratis hingga bulan Juni, larangan untuk mudik, larangan untuk melakukan kegiatan di tempat
umum secara masal seperti berwisata, berbelanja ke mall, dan sebagainya. Namun,
beberapa ahli seperti Dr.Tirta, Ikatan Dokter Indonesia, dan beberapa orang
yang berkecimpung didunia kesehatan maupun ekonomi mendesak pemerintah supaya
dilakukan karantina wilayah karena jumlah pasien korona dengan jumlah tenaga
medis berada dikondisi darurat sehingga apabila tidak segera dilakukan stop activity atau karantina wilayah dan
perumusan regulasi terkait hal tersebut, Indonesia akan mengalami ancaman besar
karena anjuran untuk tetap dirumah saja tidak begitu efektif melihat data
statistik pengidap korona setiap harinya terus bertambah.
Hal vital lain adalah jumlah alat
medis untuk menangani korona masih diperlukan cukup banyak sehingga pemerintah
membeli alat tersebut dari China untuk digunakan bagi pasien korona di
Indonesia yang jumlahnya sekarang menyentuh angka 1.500 orang. Presiden Joko
Widodo telah mengumumkan industri produk kesehatan untuk melakukan produksi
sendiri alat-alat medis seperti masker dan sebagainya untuk meringankan beban
jual beli alat medis yang diimpor dari luar negeri. Pemerintah telah melakukan
upaya semasimal mungkin untuk tidak melakukan karantina wilayah namun,
kesadaran dan partisipasi masyarakat masih kurang sehingga anjuran untuk
dirumah saja dinilai kurang efektif, dan pemerintah masih belum siap melakukan
karantina wilayah yang disebabkan oleh khawatirnya pergerakan ekonomi
masyarakat menegah kebawah, UMKM, maupun kegiatatan pariwisata yang dapat
menghambat perekonomian negara.
Alangkah baiknya pemerintah segera
melakukan karantina wilayah supaya masalah jumlah pasien korona dan tenaga
medis segera teratasi. Hal ini akan meruikan pereknomian Indonesia. Namun, jika
diberlakukan dengan segera, maka ada korona akan segera berlalu dan
perekonomian Indonesia akan bergerak normal serta angka nilai rupiah tidak
anjlok.
Langkah Pihak Asosiasi Pariwisata
Langkah Pihak Asosiasi Pariwisata
Pada periode
sebelumnya, Mentri Pariwisata Arief Yahya bersama tim telah merumuskan SOP ( Standar Operational Procedure ) terkait managemen krisis pariwisata yang akan
terjadi di Indonesia. SOP tersebut dirumuskan dalam bentuk buku dengan judul
“SOP:Pengelolaan Krisis Kepariwisataan”.
Sumber : Kemenpar
Sumber : Kemenpar
Pada
gambar diatas, dapat diketahui bahwa terdapat empat poin penting dalam
menghadapi krisis atau bencana pariwisata yaitu : Pemahaman Mitigasi / Bencana,
kesiapsiagaan destinasi, keandalam tanggap darurat, pemulihan destinasi-atraksi.
Maka, dengan SOP tersebut seharusnya pihak asosiasi telah mengumumkan bagaimana
dampak bencana Corona yang sedang berlangsung mulai dari Maret hingga April
2020 terhadap bisnis pariwisata yang sedang mereka kelola. Hal-hal yang dapat
dipantau secara langsung lewat media adalah sebagai berikut :
1.
Keputusan Pihak Pengelola Pariwisata Indonesia
Masa Darurat Korona
·
Menutup semua ases pintu masuk menuju
destinasi wisata seperti Pantai Melasti Bali, Pantai Pandawa, dan destinasi
wisata guna menghambat penyebaran virus korona. Namun, Pemerintah belum
memberlakukan sistem karantina wilayah sehingga semua tempat wisata mengalami
stagnasi kapan mereka harus dibuka kembali.
·
Penutupan Bandar Internasional yang masuk
ke Indonesia guna mengurangi penyebaran virus yang ditimbulkan oleh wisatawan
asing.
·
Harga hotel diturunkan supaya wisatawan
asing yang masih terjebak dapat tetap tinggal dan spend money untuk kegiatan wisata dihotel.
·
Pihak Travel Agent meliburkan diri untuk
memastikan tidak adanya kegiatan pariwisata secara terselubung untuk
kepentingan pribadi
Saat Korona Mereda
·
Membuka kembali semua ases pintu masuk
menuju destinasi wisata karena korona telah mereda, obat dan tenaga medis telah
siap siaga, sehingga perekonomian pariwisata dapat berlangsung secara normal
kembali.
·
Bandara Internasional telah dibuka untuk
kegiatan pariwisata
·
Harga hotel dinormalkan kembali atau bahkan sedikit dimahalkan supaya
wisatawan asing dapat menikmati kerinduan berwisata setelah masa karantina
selama beberapa bulan.
·
Pihak Travel Agent dibuka kembali
2.
Hal yang dapat dilakukan pihak Pariwisata saat terjadi Bencana Korona
·
Meningkatkan kualitas, infrastruktur,
maupun kebersihan tempat dan fasilitas pariwisata. Contoh : Gedung Bioskop NSC
Banyuwangi direnovasi dan dilakukan semprot disinfektan.
·
Mengatur ulang harga pasar karena saat
masa karantina, wisatawan rindu untuk berwisata dan rela membayar berapa saja
untuk berwisata sehingga pihak pengelola pariwisata dapat menormalkan atau memahalkan
produk mereka dengan rentang waktu yang tidak permanen. Artinya, ketika produk
yang dipasarkan mengalami kenaikan harga dengan waktu yang lama maka akan
mengurangi citra destinasi terkait harga produk pariwisata. Sehingga, kenaikan
harga hanya berlaku di waktu wisatawan merasakan kerinduan wisata setelah masa
karantina.
·
Melakukan inovasi-inovasi produk wisata guna
menggiring lebih banyak wisatawan mengunjungi destinasi wisata yang mereka
kelola.
Korona
merupakan bencana pandemi yang terjadi secara global yang dirasakan oleh semua
negara saat ini. Oleh WHO, pandemi korona telah dinyatakan sebagai status
darurat sehingga perlu dilakukan penangan yang efektif dan cepat. Seperti
halnya China, mereka memberlakukan sistem Lockdown
dimana masyarakat China tidak boleh beraktifitas diluar rumah dan
berlangsung selama satu bulan. Mengejutkan, yang terjadi saat ini adalah China
berhasil mengurangi jumlah pasien korona sebanyak 85%. Semula kenaikan perhari
sebanyak 1000 orang namun saat ini hanya 30-75 orang. Lockdown dianggap
berhasil mengurangi jumlah pasien korona sehingga aktifitas perekonomian mulai
bergerak kembali sebab alat medis, obat-obatan tradisional, dan tenaga medis
telah mencukupi penangan korona. Tempat-tempat umum telah buka, tempat Gym
telah dibuka, dan perekonomian bergerak kembali.
Terhadap dunia pariwisata, tentu
China telah melewati fase penurunan perekonomian pariwisata yang signifikan,
namun dengan selesainya penanganan pandemi di China, perkeonomian pariwisata di
China mulai bergerak kembali terutama aktifitas wisata oleh orang lokal karena
negara lain masih merasakan pandemi tersebut. Indonesia dengan adanya pandemi
ini diharap tidak berhenti bekerja. Tindakan bekerja yang dilakukan adalah
melakukan inovasi produk wisata, regulasi harga produk wisata, dan pembenahan
infrastruktur dan fasilitas pariwisata. Sehingga, ketika pandemi telah selesai,
pariwisata Indonesia menjadi destinasi yang paling dirindukan oleh wisatawan
dan mengalami kenaikan kegiatan perekonomian pariwisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
| Give me the best opinion Dude |