Cinta Tak Mengenal Kuota

we're family | 9c |

 Cinta itu tidak bisa dibeli dan cinta itu selalu mengasihi. Sifat cinta inilah yang sering saya lihat dalam setiap pribadi orang terdekat saya. Orang tua, teman-teman dan para guru membuat saya lebih hidup. Hidup dalam kebersamaan yang tak dapat digantikan dengan apapun!

   Awalnya, saya hanyalah orang yang biasa saja. Malas, nakal, gampang tersinggung, sombong, membantah orang tua sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Tetapi, semua itu mulai memudar, ketika saya memasuki bangku SMP. Teman-teman yang cerdas, super ramah, super duper guyonya, membuat saya seakan harus tobat bahkan menghapus sifat lama saya oleh cinta kasih mereka. Guru-guru saya pun selalu ramah, terutama guru bahasa Inggirs. Beliau adalah guru terbaik yang selalu memotivasi dan membuat suasana bosan menjadi penuh keceriaan. Ketika saya marah, mereka memberi saya senyuman, ketika saya malas, mereka serius mengerjakan tugas, semua itu membuat mata hati saya terbuka, bahwa kita hidup sekali, seharusnya melakukan yang terbaik.

       Di Sekolah, saya menyenangi semua mata pelajaran, tetapi hanya satu pelajaran yang sudah saya tekuni, tetap saja dapat dibawah rata-rata. Yap! Matematika. Mata pelajaran yang satu ini sedikit membuat saya frustasi, ditambah lagi gurunya yang sedikit ganas. Setiap hari selalu ada matematika, membuat saya tertawa jengkel. Nilai yang saya peroleh pun hanya doremifasol. Saya merenung, bagaimana saya bisa memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran matematika. Hari demi hari menghadapi matematika, akhirnya saya temukan jawabanya. Menyukai dan menekuni, inilah kunci dari belajar matematika. Setelah menekankan kedua kunci tersebut nilai saya mulai naik. Tetapi, saat ulangan harian, nilai saya anjlok lagi. Hal Ini terkadang membuat saya lebih giat belajar dan  merasa lelah sehingga saya sering membayangkan hal-hal yang dapat menghibur saya. Seperti, masa lalu bersama teman-teman, robot dimasa depan, dan menyanyi diatas panggung seakan saya ini artis.

   Saya  teringat ketika saya berpetualang dengan teman-teman ke hutan, sawah, pantai, menangkap kerang, membuat kapal dari kumpulan batang kelapa yang akan menuju Pulau Bali, dan akhirnya ditengah perjalanan kapalnya rusak, hingga saya tenggelam, tetapi kalian menolong saya. Kita juga membuat videoklip sederhana

Saya teringat pula saat kita menginap ditengah sawah, hanya karena iseng ingin membuktikan setan itu ada atau tidak, dan akhirnya kita berlari karena tiba-tiba ada suara kodok yang berubah menjadi suara wanita yang tertawa dan kain putih dari atas jatuh ditempat kita tidur. Serem ya! Haha, tapi seru banget rasanya! Kenangan-kenangan inilah yang membuat saya tenang dan tertawa-tertawa sendiri.
  Saya senang sekali mempunyai teman-teman yang baik. Karena  kebaikan dan cinta mereka yang begitu besar, saya jadi kerasan dengan mereka, mereka berhasil mengubah hidup saya menjadi lebih menyenangkan dan menyegarkan. Setiap saya jenuh, mereka menghampiri saya dengan senyuman, menghibur saya dengan penuh suka, walaupun terkadang saya malah marah saat mereka hibur.

   Sudah 3 tahun kita bersama, Ujian Nasiona telah kita lewati, dan sebentar lagi pun kita akan berpisah. Kawan, terimakasih ya telah mengajarkan saya banyak hal. saya tidak bisa hidup tanpa kalian. Kalian berhasil membuat saya menjadi lebih baik. Semua ini karena cintamu padaku. Terimakasih kawan!

    Untuk para pembaca artofseto, ini pesan saya : jangan pernah sakiti temanmu dan orang terdekat disekitarmu, karena merekalah yang membuatmu hidup. Bayangkan jika mereka tidak ada, main badminton dengan tembok, main komputer sendirian, hidup terasa seperti orang yang datar. Jadi, buatlah temanmu bahagia niscaya kita akan meraih kegembiraan dan prestasi bersama. Seize the day!